Selasa, 04 Desember 2012

Ketetapan Menggunakan Alat KB


Hamil merupakan suatu anugerah, tetapi terlalu sering  melahirkan juga bisa menjadi bencana bagi ibu dan keluarga. Hal ini karena kehamilan ibu dengan bayi yang masih berumur di bawah satu  tahun bisa membuat ibu keteter mengurus sang bayi maupun kakaknya. Malah masalah ini kerap menjadi pangkal percekcokan  dalam keluarga bila tenaga yang membantu tidak ada. Bersyukur, di Aceh ada tradisi bahwa jika memiliki satu hingga dua anak masih wajar menumpang di rumah ibu atau mertua, sehingga memudahkan meminta tolong mengurus si bayi.

Masalah  timbul jika tidak ada yang bisa diminta tolong mengasuh bayi kecil tadi. Apakah  dalam kondisi fisik  mual dan muntah ketika hamil muda seorang ibu dapat mengurus bayinya dengan baik? Tentu akan menjadi  lebih rumit lagi jika sang ibu berstatus Pegawai Negeri Sipil atau swasta.

Di sinilah proses awal  pensususapian si anak dimulai. Suatu proses yang membuat sang anak kehilangan sentuhan kasih sayang ibu sejak masa awal pertumbuhan. Bayi kehilangan kesempatan mendapat kekebalan tubuh plus gizi dari kolostrum Air Susu Ibu (IBU).

Sering  di kalangan keluarga muda terjadi  kebobolan, lantaran belum sempat menggunakan kontrasepsi, sehingga telanjur  hamil. Bagi yang  berpendidikan dan tinggal dalam sebuah keluarga besar mungkin bisa menerima berkah kehamilan tersebut. Akan tetapi, bagi keluarga kecil dengan penghasilan yang  terbatas, ini adalah  awal malapetaka. Banyak yang berusaha  menggugurkan kandungan dengan berbagai cara. Tindakan ini bisa menjurus ke aborsi tak aman jika ditangani  tenaga tak profesional, yang bisa mengancam kehidupan sang ibu. Pengguguran menjadi salah satu penyumbang kematian ibu saat ini dalam  usia reproduksi.

Untuk menghindari hal yang tak diinginkan tersebut,  sebaiknya ibu merencanakan hamil berikutnya  dengan baik. Besarkanlah sang jabang bayi duhulu minimal mencapai usia dua  tahun.

Saat ini ada beragam pilihan kontrasepsi bagi seorang ibu, mulai  suntikan tiga  bulan, suntikan satu bulan, pil menyusui, pil bagi ibu tak menyusui, atau bahkan  pemasangan alat KB dalam rahim yang lebih dikenal dengan IUD/intra uterine device. Salah satu contoh alat KB tersebut dulu dikenal dengan nama spiral, karena berbentuk seperti spiral.

Kini  spiral sudah tak beredar lagi. Kalau ada, berarti stok lama yang  tidak dianjurkan atau kedaluwarsa. Yang beredar saat ini jenis Cu T 380, atau Nova T 380 atau Mirena  yang harganya relatif mahal. Jenis ini menjadi mahal, karena ada obat tambahan yang membuat tidak berdarah banyak saat terjadi haid.

Dulu  KB mudah didapat dan gratis, tapi saat ini sedikit terganggu stoknya di RS karena pengadaan dari BKKBN yang berkurang. Walau pelayanan KB di Rumah Sakit bisa gratis, akan tetapi ASKESKIN atau ASKESSOS tidak menyiapkan obat KB sehingga harus membeli sendiri.

Kapan saat  mulai digunakan alat  KB?
1.   Saat masa haid, disarankan saat mau berakhir masa haid.
2.   6 minggu pascabersalin
3.   Pascatindakan kuretase
4.   Saat penggantian cara KB tertentu, misalnya dari IUD beralih ke penggunaan pil.

Masalah sering timbul dalam memilih jenis alat KB yang ingin digunakan. Informasi yang benar  hanya  bisa didapat setelah berkonsultasi dengan   bidan atau dokter. Jangan seperti banyak peserta KB saat ini. Peserta KB langsung dijos (suntik) saja tanpa penjelasan yang cukup, sehingga saat haid tak datang ataupun badan menjadi tambah melebar baru kaget, lantas mencari obat pembuat badan kurus yang harganya tentu saja mahal. Masalah ini timbul lantaran  pemilihan/penggunaan KB yang kurang tepat.

Sebenarnya, KB pil menjadi pilihan bagi ibu-ibu yang takut dengan suntikan. Kelemahannya adalah sering lupa. Kalau lupa sehari tidak apa-apa, karena sekaligus bisa memakan dua  pil pada hari  berikutnya. Masalahnya adalah kalau terlalu sering lupa,  kegagalan akan tinggi. Pil KB saat ini kadarnya telah disesuaikan dengan kadar toleransi untuk mencegah terjadinya pembuahan, sehingga tetap aman digunakan walau ibu penderita varises. Akan tetapi, disarankan sang ibu tetap berkonsultasi  dengan dokter sebelum memilih pil tersebut sebagai alat mengatur reproduksi.
Alternatif lain mengatur reproduksi alami adalah dengan KB alami, misalnya tidak berhubungan badan saat masa subur atau dengan metode senggama terputus. Cara ini jauh lebih aman dari keluhan badan gemuk atau melebar dan haid yang tak teratur.
Seharusnya, perencanaan KB mutlak dipikirkan demi mencegah hamil terlalu rapat, dan terlalu sering melahirkan yang membawa dampak kurang baik bagi kesejahteraan ibu, serta kurangnya waktu ibu merawat bayi dan suami. Sudah saatnya keputusan ini  diambil bersama dan saling mengingatkan untuk  mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons