Virus Jahat,
Human Papiloma
Kendala pencegahan pada penyakit menular seksual adalah keluhan-keluhan pada penyakit ini tidak dirasakan oleh orang yang telah terinfeksi, yang dikenal dengan asimptomatik. Pada wanita persentase asimptomatik lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok pria. Terutama pada wanita yang terinfeksi gonorrhea (GO)
Kita semua paham bahwa keganasan leher rahim merupakan penyakit yang sangat ditakutkan oleh kaum perempuan, terutama perempuan di negara miskin atau sedang berkembang. Selama ini kasus keganasan leher rahim di negara miskin/berkembang sangat tinggi.
Sebenarnya, tingkat fatalitas dari penyakit ini bisa kita turunkan apabila para wanita peduli upaya-upaya pencegahan ataupun upaya deteksi dini penyakit ini. Sebagai contoh, dengan cara melakukan skrining hapusan mulut rahim (papsmear) secara teratur dan benar. Saat ini, diduga salah satu virus penyebab infeksi pada mulut rahim yang menjadikan seseorang berisiko terkena kanker leher rahim adalah virus papiloma. Berikut akan kita bahas masalah virus papiloma tersebut.
Virus human papiloma ditularkan melalui hubungan seksual, walaupun pada kasus tertentu bisa melalui proses autoinoculasi di kulit. Masa inkubasi virus untuk terjadi condyloma akuminata (penyakit akibat virus papiloma) antara 3 minggu sampai 8 minggu. Rata-rata masa inkubasi selama 3 bulan. Insidensi lebih tinggi pada golongan yang menggunakan steroid, penderita infeksi HIV, penderita keganasan, dan penerima transplantasi organ.
Keluhan klinis pada wanita yang terinfeksi kuman ini berupa timbulnya kutil putil seperti bunga kol yang kecil (condyloma acuminata). Sekitar 50 persen wanita dengan kutil vulva berhubungan dengan infeksi HPV. Secara biologi molekuler virus ini dapat diidentifikasi, yang terdiri atas beberapa tipe, yaitu HPV tipe 6 dan 11 yang relatif jinak. Sedangkan tipe yang sering dihubungkan dengan keganasan leher rahim alias tipe ganas adalah tipe 16 dan 18. Perlu diketahui bahwa seseorang yang telah terkena kutil ini walau telah mendapat pengobatan, masih mempunyai peluang terinfeksi 25 sampai 50 persen dalam waktu 3 bulan kemudian dan pada kasus tertentu infeksi terjadi 9 bulan kemudian.
Keluhan pertama yang dikeluhkan seorang ibu adalah keluar keputihan yang diikuti rasa gatal, yang tidak akan sembuh dengan obat-obat antigatal biasa. Dan bila diperiksa akan terlihat adanya bintik putih atau kutil atau bisa berupa luka lecet pada kedua sisi alat genital (kelamin) wanita.
Kendala
Kendala pencegahan pada penyakit menular seksual adalah keluhan-keluhan pada penyakit ini tidak dirasakan oleh orang yang telah terinfeksi, yang dikenal dengan asimptomatik. Pada wanita persentase asimptomatik lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok pria. Terutama pada wanita yang terinfeksi gonorrhea (GO). Bahaya pada kasus tanpa keluhan ini adalah, karena dia akan menjadi carrier (pembawa) infeksi kepada orang lain (pasangan seksualnya). Karena itu, perlu saling keterbukaan dalam keluarga untuk optimalisasi pengobatan.
Pengobatan biasanya dilakukan setelah diketahui dari tampilan klinis khas virus papiloma (HPV) tersebut. Pemeriksaan yang dilakukan pada wanita meliputi pemeriksaan usapan serviks dan vagina yang diikuti dengan biopsi. Pada kelompok yang berisiko terinfeksi virus papiloma/condyloma acuminate, pemeriksaan papsmear akan lebih sering, yakni setiap 3 bulan.
Terapi yang dilakukan
Terapi yang dilakukan sangat tergantung pada letak lesi, luas, dan kondisi ibu (kehamilan). Pada kelompok yang positif terkena condiloma akuminata di daerah vulva, dapat diberikan obat podophylin 25-40 persen dalam alkohol, tapi podophylin ini tak bisa diberikan bila lesi besar dari 2 cm. Obat ini juga tidak diberikan bila ibu sedang hamil, karena berdampak pada kelahiran prematur dan kematian bayi.
Ingat, obat ini tidak bisa dioleskan ke dalam vagina. Selain itu, bisa juga diberikan salep fluro urasil yang dioles selama 7 sampai 10 hari. Tindakan Eksisi (pengangkatan daerah lesi) bisa juga dilakukan, tapi tidak mungkin dilakukan bila lesi sangat luas. Penggunaan terapi laser karbondioksida bisa digunakan untuk pengobatan condiloma akuminata. Akan tetapi, terapi laser ini menimbulkan keluhan berupa nyeri pada pasien, sehingga membutuhkan pembiusan.
Cara lain pengobatan lesi di vulva adalah dengan menyuntikkan interferon 2 kali dalam seminggu selama 2 bulan dengan tingkat respons positif sampai dengan 70 persen. Namun, cara ini mempunyai efek samping yang kurang nyaman, seperti terjadinya demam, menggigil, nyeri otot, dan sakit kepala.
Pada lesi di vagina, dilakukan cryoterapi (dibekukan) setiap minggu selama tiga kali. Bisa juga dengan pemberian salep 5 fluero urasil, yang mengakibatkan timbulnya kemerahan di tempat yang dioles tersebut dalam waktu 5-10 menit.
Bila lesi di mulut rahim, dilakukan cryoterapi (bekukan) dan tindakan bedah berupa eksisi masa lesi yang dikenal dengan loop electrosurgical excicion procedure (LEEP). Jaringan yang dieksisi tersebut dilihat sel-selnya secara patologi.
Bila condiloma terjadi pada wanita hamil, maka terapi pilihannya adalah asam tricholoacetat. Untuk condiloma yang terletak di daerah perineum dan vagina, terapi/tindakan dengan laser dan pembekuan hanya diizinkan sampai usia kehamilan 32 minggu. Persalinan seorang ibu hamil dengan infeksi virus (jahat) kondiloma yang banyak sebaiknya dengan operasi caesar.
Pencegahan
Mengingat virus papiloma ini sangat jahat karena berpotensi terjadinya keganasan leher rahim, maka sebaiknya dihindari melakukan hubungan dengan berganti-ganti pasangan. Sebab, virus ini ditularkan melalui hubungan kelamin. Perlu menggunakan alat pengaman berupa kondom bagi kelompok berisiko tinggi terinfeksi. Bagi kelompok suami-istri, perlu diobati juga pasangannya.
Kelompok wanita yang telah melakukan aktif seksual sebaiknya dilakukan pemeriksaan papsmear secara rutin setahun sekali. Dan bila dalam 3 kali periksa hasilnya negatif alias aman, bisa diulangi setiap 3-5 tahun sekali. Perlu diingat bila keganasan leher rahim bisa terdeteksi lebih dini, angka kesembuhan bisa sempurna hingga 100 persen. Periksa papsmear bisa dilakukan di bidan, puskesmas/rumah sakit, dan dokter ahli kebidanan/patologi.
Human Papiloma
Kendala pencegahan pada penyakit menular seksual adalah keluhan-keluhan pada penyakit ini tidak dirasakan oleh orang yang telah terinfeksi, yang dikenal dengan asimptomatik. Pada wanita persentase asimptomatik lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok pria. Terutama pada wanita yang terinfeksi gonorrhea (GO)
Kita semua paham bahwa keganasan leher rahim merupakan penyakit yang sangat ditakutkan oleh kaum perempuan, terutama perempuan di negara miskin atau sedang berkembang. Selama ini kasus keganasan leher rahim di negara miskin/berkembang sangat tinggi.
Sebenarnya, tingkat fatalitas dari penyakit ini bisa kita turunkan apabila para wanita peduli upaya-upaya pencegahan ataupun upaya deteksi dini penyakit ini. Sebagai contoh, dengan cara melakukan skrining hapusan mulut rahim (papsmear) secara teratur dan benar. Saat ini, diduga salah satu virus penyebab infeksi pada mulut rahim yang menjadikan seseorang berisiko terkena kanker leher rahim adalah virus papiloma. Berikut akan kita bahas masalah virus papiloma tersebut.
Virus human papiloma ditularkan melalui hubungan seksual, walaupun pada kasus tertentu bisa melalui proses autoinoculasi di kulit. Masa inkubasi virus untuk terjadi condyloma akuminata (penyakit akibat virus papiloma) antara 3 minggu sampai 8 minggu. Rata-rata masa inkubasi selama 3 bulan. Insidensi lebih tinggi pada golongan yang menggunakan steroid, penderita infeksi HIV, penderita keganasan, dan penerima transplantasi organ.
Keluhan klinis pada wanita yang terinfeksi kuman ini berupa timbulnya kutil putil seperti bunga kol yang kecil (condyloma acuminata). Sekitar 50 persen wanita dengan kutil vulva berhubungan dengan infeksi HPV. Secara biologi molekuler virus ini dapat diidentifikasi, yang terdiri atas beberapa tipe, yaitu HPV tipe 6 dan 11 yang relatif jinak. Sedangkan tipe yang sering dihubungkan dengan keganasan leher rahim alias tipe ganas adalah tipe 16 dan 18. Perlu diketahui bahwa seseorang yang telah terkena kutil ini walau telah mendapat pengobatan, masih mempunyai peluang terinfeksi 25 sampai 50 persen dalam waktu 3 bulan kemudian dan pada kasus tertentu infeksi terjadi 9 bulan kemudian.
Keluhan pertama yang dikeluhkan seorang ibu adalah keluar keputihan yang diikuti rasa gatal, yang tidak akan sembuh dengan obat-obat antigatal biasa. Dan bila diperiksa akan terlihat adanya bintik putih atau kutil atau bisa berupa luka lecet pada kedua sisi alat genital (kelamin) wanita.
Kendala
Kendala pencegahan pada penyakit menular seksual adalah keluhan-keluhan pada penyakit ini tidak dirasakan oleh orang yang telah terinfeksi, yang dikenal dengan asimptomatik. Pada wanita persentase asimptomatik lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok pria. Terutama pada wanita yang terinfeksi gonorrhea (GO). Bahaya pada kasus tanpa keluhan ini adalah, karena dia akan menjadi carrier (pembawa) infeksi kepada orang lain (pasangan seksualnya). Karena itu, perlu saling keterbukaan dalam keluarga untuk optimalisasi pengobatan.
Pengobatan biasanya dilakukan setelah diketahui dari tampilan klinis khas virus papiloma (HPV) tersebut. Pemeriksaan yang dilakukan pada wanita meliputi pemeriksaan usapan serviks dan vagina yang diikuti dengan biopsi. Pada kelompok yang berisiko terinfeksi virus papiloma/condyloma acuminate, pemeriksaan papsmear akan lebih sering, yakni setiap 3 bulan.
Terapi yang dilakukan
Terapi yang dilakukan sangat tergantung pada letak lesi, luas, dan kondisi ibu (kehamilan). Pada kelompok yang positif terkena condiloma akuminata di daerah vulva, dapat diberikan obat podophylin 25-40 persen dalam alkohol, tapi podophylin ini tak bisa diberikan bila lesi besar dari 2 cm. Obat ini juga tidak diberikan bila ibu sedang hamil, karena berdampak pada kelahiran prematur dan kematian bayi.
Ingat, obat ini tidak bisa dioleskan ke dalam vagina. Selain itu, bisa juga diberikan salep fluro urasil yang dioles selama 7 sampai 10 hari. Tindakan Eksisi (pengangkatan daerah lesi) bisa juga dilakukan, tapi tidak mungkin dilakukan bila lesi sangat luas. Penggunaan terapi laser karbondioksida bisa digunakan untuk pengobatan condiloma akuminata. Akan tetapi, terapi laser ini menimbulkan keluhan berupa nyeri pada pasien, sehingga membutuhkan pembiusan.
Cara lain pengobatan lesi di vulva adalah dengan menyuntikkan interferon 2 kali dalam seminggu selama 2 bulan dengan tingkat respons positif sampai dengan 70 persen. Namun, cara ini mempunyai efek samping yang kurang nyaman, seperti terjadinya demam, menggigil, nyeri otot, dan sakit kepala.
Pada lesi di vagina, dilakukan cryoterapi (dibekukan) setiap minggu selama tiga kali. Bisa juga dengan pemberian salep 5 fluero urasil, yang mengakibatkan timbulnya kemerahan di tempat yang dioles tersebut dalam waktu 5-10 menit.
Bila lesi di mulut rahim, dilakukan cryoterapi (bekukan) dan tindakan bedah berupa eksisi masa lesi yang dikenal dengan loop electrosurgical excicion procedure (LEEP). Jaringan yang dieksisi tersebut dilihat sel-selnya secara patologi.
Bila condiloma terjadi pada wanita hamil, maka terapi pilihannya adalah asam tricholoacetat. Untuk condiloma yang terletak di daerah perineum dan vagina, terapi/tindakan dengan laser dan pembekuan hanya diizinkan sampai usia kehamilan 32 minggu. Persalinan seorang ibu hamil dengan infeksi virus (jahat) kondiloma yang banyak sebaiknya dengan operasi caesar.
Pencegahan
Mengingat virus papiloma ini sangat jahat karena berpotensi terjadinya keganasan leher rahim, maka sebaiknya dihindari melakukan hubungan dengan berganti-ganti pasangan. Sebab, virus ini ditularkan melalui hubungan kelamin. Perlu menggunakan alat pengaman berupa kondom bagi kelompok berisiko tinggi terinfeksi. Bagi kelompok suami-istri, perlu diobati juga pasangannya.
Kelompok wanita yang telah melakukan aktif seksual sebaiknya dilakukan pemeriksaan papsmear secara rutin setahun sekali. Dan bila dalam 3 kali periksa hasilnya negatif alias aman, bisa diulangi setiap 3-5 tahun sekali. Perlu diingat bila keganasan leher rahim bisa terdeteksi lebih dini, angka kesembuhan bisa sempurna hingga 100 persen. Periksa papsmear bisa dilakukan di bidan, puskesmas/rumah sakit, dan dokter ahli kebidanan/patologi.



Shanan
0 komentar:
Posting Komentar