Mengenal Tanda Awal Persalinan
Sangat penting bagi seorang ibu mengenal tanda-tanda awal persalinan, sehingga tidak terlalu cepat pergi ke tempat persalinan. Dalam pengalaman sehari hari, sangat sering ditemukan seorang ibu telah dirawat beberapa hari di klinik bersalin atau Rumah Sakit, padahal sebenarnya sang ibu masih dalam kategori persalinan palsu. Kesalahan menilai awal persalinan tentu saja membuat keluarga menjadi waspada terhadap kesejahteraan bayi, karena telah begitu lama menunggu dan pada akhirnya pihak keluarga meminta bayinya dilahirkan dengan operasi.
Awal mulai suatu proses persalinan sampai masuk kepada proses persalinan yang benar memakan waktu sampai sehari. Umumnya telah disepakati bahwa suatu persalinan bermula setelah usia kehamilan berjalan 280 hari atau 40 minggu. Hitungan ini jika mengacu pada rumus Naegle. Menjelang usia kehamilan 40 minggu, terjadilah perubahan komponen struktur biokimia yang mempertahankan segmen bawah rahim (mulut rahim) sebagai pintu tempat keluar bayi dalam kondisi tetap tertutup. Jelang mendekati taksiran persalinan tersebut, katakanlah plus 7 atau minus 7 hari dari hari taksiran, telah terjadi perubahan struktur rahim bagian bawah akibat mulai bergesernya beberapa hormon tertentu sebagai penjaga pintu. Di antaranya hormon estrogen dan progesteron yang dikenal dengan teori gergaji proses persalinan.
Jelang awal persalinan sering ibu merasakan kontraksi ringan yang hilang-timbul sebagai upaya melunakkan mulut rahim. Keluhan-keluhan inilah yang sering dirasakan ibu hamil, yang pada fase awal kontraksi terjadi hilang-timbul dengan durasi yang singkat dan waktu berulangnya juga lama yang lebih dikenal dengan his palsu. Untuk keluhan keluhan ini sebaiknya segera berkonsultasi dengan bidan atau dokter, apakah benar telah masuk tanda tanda persalinan? Akan bermasalah bila bidan salah mempersepsikan kontraksi palsu tersebut, sehingga membawa peluang risiko bayi lahir dengan proses persalinan abnormal.
Terlalu cepat dirawat membuat proses persalinan menjadi lama, melebihi aturan yang ditentukan. Limit waktu fase awal yang disepakati adalah bagi kehamilan pertama selama 20 jam dan kehamilan berikutnya selama 14 jam.
Biasanya jelang suatu proses persalinan, emosi seorang ibu yang menanti kelahiran sang bayi relatif labil. Ibarat saat jelang datangnya haid, sehingga keadaan psikologis tersebut perlu dipahami dengan baik oleh sang suami atau keluarga. Berikut beberapa hal yang sering dikeluhkan dan kadang membingungkan jelang proses persalinan:
. Kontraksi rahim
Bila masuk ke dalam persalinan, sesungguhnya kontraksi rahim ibu semakin sering dengan durasi semakin lama dan bertambah kuat. Kontraksi persalinan biasanya semakin kuat, dan tidak berubah dengan aktivitas yang dilakukan misalnya ibu berjalan. Lama kontraksi antara kisaran 30 sampai 60 detik, dengan perulangan setiap 20 menit pada fase fase awal. Pada fase aktif lama kontraksi bisa selama 60 90 detik dengan masa pengulangan setiap dua menit.
. Kesejahteraan janin
Parameter yang digunakan untuk menilai bayi di dalam rahim sejahtera atau tidak adalah dengan mendengar denyut jantung bayi. Ini bisa dilakukan dengan cara memakai alat penghitung tradisional seperti tabung (laenec) yang didengar langsung dari perut ibu. Selain itu, denyut jantung janin dapat didengar melalui alat elektrik dan alat penghitung denyut kontinyu (kardiotokografi). Sejauh denyut jantung janin berdetak berkisar antara 120 160 kali per menit, masih dikategorikan normal dan masih mempunyai waktu meneruskan persalinan sesuai jadwal proses normal. Denyut jantung janin akan meningkat cepat saat rahim berkontraksi dan proses tersebut menunjukkan bahwa fungsi plasenta masih baik. Hasil akan berbalik bila plasenta tidak sehat, sehingga menyebabkan suplai oksigen tidak cukup bagi bayi yang digambarkan dengan denyut jantung bayi menjadi lemah di bawah 120 kali per menit. Keadaan ini dikenal dengan bayi hipoksia, dan bila berlangsung lama akan membuat bayi tidak sehat, karena otak janin tidak cukup mendapat oksigen.
. Lamanya proses persalinan
Lamanya suatu proses persalinan normal bagi kehamilan pertama sekali antara 12 sampai 14 jam, sedangkan bagi kehamilan kedua dan seterusnya sekitar 9 jam. Bila terjadi perpanjangan waktu persalinan, membutuhkan perhatian serius. Bila tadinya dirawat bidan sebaiknya segera merujuk dan berkonsultasi pada dokter ahli atau dirujuk ke Rumah Sakit.
Beberapa keadaan yang memperlambat proses pembukaan jalan lahir dari 3 cm menjadi 10 cm, perlu diperhatikan seperti faktor kecemasan ibu dan obat obat penenang. Suatu proses persalinan akan berisiko tinggi terhadap kesakitan bayi dan ibu bila melebihi 16 sampai 18 jam sejak terjadi kontraksi rahim teratur (masa persalinan).
Bila waktu persalinan memanjang maka harus dicari penyebabnya. Kemungkinan ada beberapa faktor penyebab; Akibat bayi yang tidak turun karena panggul ibu tidak cukup luwes untuk dilewati bayi atau karena bayi besar (lebih dari 4 kg). Bisa pula karena kekuatan kontraksi kurang mendorong bayi. Bila diakibatkan faktor bayi yang besar dan panggul sempit, dokter akan memutuskan cara terbaik proses persalinannya. Sedangkan untuk kontraksi yang kurang bisa dirangsang dengan pemberian infus perangsang untuk picu jalannya persalinan. Rerata waktu yang dibutuhkaan mulai merangsang suatu persalinan sampai pintu lahir terbuka lengkap antara 6 sampai 8 jam. Waktu ini sangat variatif sejauh bayi dan ibu sehat. Bila dalam waktu rangsangan ini belum juga ada pembukaan 10 cm, maka persalinan akan diselesaikan secara operasi.
Kunci menghindari terlalu cepat masuk ke dalam persalinan adalah ibu perlu mengenal tanda persalinan palsu, di antaranya: kontraksinya tidak teratur, kontraksi terjadi secara sporadis, dengan masa kontraksi lama yakni setiap 10 menit 20 menit, dan tidak progresif. Kontraksi palsu biasanya akan hilang bila ibu beraktivitas dan pada beberapa kasus hilang dengan tidurnya ibu.
Kalau dikaji mendalam, proses persalinan ini benar benar suatu mukjizat dari sang pencipta. Perubahan struktur biokimiawi terjadi setelah bayi jelang berumur 280 hari yang dilanjutkan dengan meningkatnya hormon yang merangsang pengeluaran bayi dan ini terjadi secara alami untuk sebagian kasus persalinan. Maka sudah sepantasnya kita mensyukuri nikmat yang diberikan-Nya, bukan malah mengabaikan proses alami tersebut.



Shanan
0 komentar:
Posting Komentar